Assalamualaikum wr wb
Ananda yang baik...berikut ini Bapak lampirkan materi "Drama" untuk kepentingan pembelajaran di rumah (PJJ)...Selamat membaca (Jangan lupa mengisi kolom komentar sebagai absen Kehadiran)!!
Pengertian Drama
Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan
manusia. Istilah untuk drama di masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut
tonil itu. Tonil kemudian diganti dengan istilah-play yang dikembangkan oleh
PKG Mangku VII. Drama berasal dari kode dalam bahasa Jawa dan wara. Sandi
berarti rahasia, sementara wara (warah) berarti mengajar. Maka istilah
menyiratkan ajaran teater yang dilakukan oleh simbol.
- Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam tindakan).
- Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.
- Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.
- Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana.
- Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.
- Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
- Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
- Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.
- Menurut KBBI : drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan.
BENTUK-BENTUK DRAMA
Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua
- Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
- Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
- Berdasarkan sajian isinya
- Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
- Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
- Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
- Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
- Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
- Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
- Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
- Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
- Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
- Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
Bentuk-bentuk lain
- Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
- Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
- Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad ke-18).
- Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
- Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama
- Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
- Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
- Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya
sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama
juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan
berdasarkan sebuah naskah.
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta
drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk
tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau
dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti
sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di
atas panggung.
Ciri ciri Drama
- Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan di pentaskan.
- Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
- Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan.
- Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak-wataknya.
- Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-watak dalam plot,elemen
- Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebagai drama yang baik.
- Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa dan masyarakat yang di wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang.
Contoh Naskah Drama Anak
Pemeran:
1. Katrin Yustina
2. Nurjanah
3. Puri
4. Nisya
5. Linda (pembaca prolog).
Prolog
Seorang murid baru (Nisya) pindahan dari Jakarta sedang memasuki gerbang
sekolah,tiba-tiba datanglah Katrin.
Katrin : hai kamu anak baru ya? Nama kamu
siapa?
Nisya : ya,…..namaku Nisya,,.
Fury : (Sambil mengulurkan
tangan) namaku Fury! Emang kamu pindahan dari mana dan masuk kelas apa..????
Nisya : aku dari Jakarta
…………disini Aku tonggal di Jalan Surapati. Kata kepala Sekolah aku masuk kelas
V1-D.Kalau kamu siapa ? (Nisya mengulurkan tangan kepada Katrin).
Katrin : aku Katrin…. wah kebetulan kita juga
murid kelas V1-D.
Tak lama tampak Nurjanah datang mendekat sambil menyapa
ketiganya.
Nurjanah: siapa ini Fur..???
Fury : Oh ini namanya
Nisya..!!
Katrin : Kenalan sendiri dong,..
(sambil menggangkat tangan Nisya ke
tangan Nurjanah).
Nurjanah menyodorkan tangannya ke arah Nisya mereka berdua
bersalaman.
Nurjanah : eh Nisya……..Entar di kelas kamu duduk disebelahku aja
gimana???
Soalanya bangku disebelahku kosong.
Nisya : Oh iya deh…
Fury : Iya sekalian aja
gabung sama kita.
Katrin : Ya kan kalau belajar kelompok
hanya 3 orang kalau sama kamu kan jadi pas Empat orang,..!!!!!
Nisya : Aku sih asyik aja,…..aku malah
seneng punya temen baru yang baik dan Asyik seperti kalian. Mereka
berempat tertawa menuju kelas.
Perbedaan Drama dengan Teater
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda
uangkapannya.Teater berasal dari kata yunanikuno “theatron” yang secara harfiah
berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu
mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai ‘dran’ yang
berarti berbuat, berlaku atau beracting.
Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta karena adanya drama.
Struktur Drama
- Tema, tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau dibuatnya drama;
- Plot atau alur merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita. Jalinan cerita ini berupa jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan, konflik, klimaks cerita atau permasalahan, dan akhir atau penyelesaian permasalahan;
- Penokohan dan perwatakan, penokohan atau perwatakan merupakan jati diri seorang tokoh. Apakan seoarang tokoh itu baik, jahat, buruk, pendengki atau memiliki watak lainya. Perwatakan atau penokohan dalam pementasan drama dapat dilihat secara langsung oleh penonton pementasan tersebut dari sikap, ucapan, tingkah laku, suara serta tingkah laku lainya.
- Namun secara teori, drama sendiri mengungkapkan penokohan atau perwatakan yang dimiliki seorang tokoh yang dilakukan secara eksplisit dan implisit. Eksplisit dari pendapat atau komentar tokoh lain dalam cerita, dan implisit dari tingkah polah tokoh itu sendiri;
- Dialog, dialog atau percakapan merupakan unsure utama yang membedakan drama dengan cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunaknan dalam kehidupan sehari-hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan kehidupan masyarakat.
- Dialog merupakan hal yang sangat vital bagi sukses tidaknya sebuah drama yang dipentaskan, apabila pemeran tokoh dapat menyampaikan dialog dengan penuh penghayatan niscaya keindahan dan tujuan pementasan dapat tercapai;
- Setting, setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu, setting waktu tempat, dan setting ruang;
- Amanat, merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewar drama yang diciptakan. Amanat sebuah drama dapat kita ketahui setelah kita mengapresiasi drama tersebut;
- Petunjuk teknis, petunjuk teknis merupakan petunjuk mementaskan atau mengaudiovisualkan naskah drama. Petunjuk teknis juga biasa disebut teks samping;
- Drama sebagai interpretasi kehidupan, unsur ini bukan merupakan unsure fisik melainkan lebih pada unsure idea atau pandangan dasar dalam menyusun drama yang merupakan tiruan kehidupan manusia atau miniature kehidupan manusia yang dipentaskan.
UNSUR UNSUR PEMENTASAN DRAMA
Dalam pentas drama sekurang-kurangnya ada 6 unsur yang perlu dikenal,
yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran, (4) panggung, (5)
perlengkapan panggung : cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6) penonton.
Naskah drama. Adalah bahan pokok pementasan. Secara garis besar naskah drama dapat berbentuk tragedi (tentang kesedihan dan kemalangan), dan komedi (tentang lelucon dan tingka laku konyol), serta disajikan secara realis (mendekati kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik dalam bahasa, pakaian, dan tata panggungnya, serta secara simbolik (dalam pementasannnya tidak perlu mirip apa yang sebenarnya terjadi dalam realita, biasanya dibuat puitis, dibumdui musik-koor-tarian, dan panggung kosong tanpa hiasan yang melukiskan suatu realitas, misalnya drama karya Putu Wijaya. Naskah yang telah dipilih harus dicerna atau diolah, bahkan mungkin diubah, ditambah atau dikurangi disinkronkan dengan tujuan pementasan tafsiran sutradara, situasi pentas, kerabat kerja, peralatan, dan penonton yang dibayangkannya.
Setelah naskah, faktor sutradara memegang peranan yang penting. Sutradara inilah yang bertugas mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya berhasil. Ia bertugas membuat/mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja, penyandang dana (produsen), dan dapat mensikapi calon penonton. Pemeran inilah yang harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang sutradaralah yang menentukannya, tetapi tanpa kepiawaian dalam mewujudkan pemeranannya, konsep peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, hasilnya akan sia-sia belaka.
Secara garis besar variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua penonton dapat mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung. Kedua, panggung berbentuk arena, sehingga memungkinkan pemain berada di sekitar penonton.
Cahaya (lighting) diperlukan
untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimim pemeran, sehingga
tercapai atau dapa mendukung penciptaan suasana sedih, murung, atau gembira,
dan juga dapat mendukung keratistikan set yang dibangun di panggung.
Bunyi (sound effect). Bunyi ini memegang peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan, dsb), tetapi juga dapat lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang bertanggung jawab mengurusnya.
Sering disebut kostm (costume), adalah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan melihat kostum yang dikenakannya para penonton secara langsung dapat menerka profesi tokoh yang ditampilkan di panggung (dokter, perawat, tentara, petani, dsb), kedudukannya (rakyat jelata, punggawa, atau raja), dan sifat sang tokoh trendi, ceroboh, atau cermat).
Berkat rias yang baik, seorang gadis berumur 18 tahun dapat berubah wajah seakan-akan menjadi seorang nenek-nenek. Dapat juga wajah tampan dapat dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan jelek. Semua itu diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran sutradara.
Penonton. Dalam setiap pementasan faktor penonton perlu dipikirkan juga. Jika drama yang dipentaskan untuk para siswa sekolah sendiri, faktor mpenonton tidak begitu merisaukan. Apabila terjadi kekeliruan, mereka akan memaafkan, memaklumi, dan jika pun mengkritik nadanya akan lebih bersahabat.
Akan tetapi, dalam pementasan untuk umum, hal seperti tersebut di atas
tidak akan terjadi. Oleh karena itu, jauh sebelum pementasan sutradara harus
mengadakan survei perihal calon penonton. Jika penontonnya ”ganas” awak pentas
harus diberi tahu, agar lebih siap, dan tidak mengecewakan para penonton.
PEMBAGIAN TUGAS DALAM PEMENTASAN
DRAMA
Sebelum sampai pada penggarapan naskah untuk pementasan, terlebih
dahulu perlu kita kenal beberapa fungsi atau peran dalam pementasan. Pada
dasarnya kerja pementasan adalah kerja kelompok atau tim. Tim terbagi menjadi
dua, yaitu tim penyelenggara dan tim pementasan. Yang dimaksud tim
penyelenggara pementasan adalah orang-orang yang bekerja untuk melaksanakaan
“acara” pementasan.
Tim penyelenggara meliputi ketua panitia (pimpinan produksi), sekretasis, bendahara, sie dana, sie publikasi, sie perlengkapan, sie dokumentasi, si konsumsi, dam masih banyak lagi. Tim ini berperan dalam “menjual” karya seni (drama). Sukses tidaknya acara pementasan (dengan indikasi jumlah penonton yang banyak, keuntungan finansial minimal balik modal, apresiasi penonton, soundsistem, lighting yang bagus) bergantung pada tim ini.
Tim kedua adalah tim pementasan. Yang dimaksud tim pementasan adalah
sekelompok orang yang bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk ditonton.
Tim pementasan terdiri dari sutradara, penulis naskah, tim artistik, tim tata
rias, tim kostum, tim lighting, dan aktor.
Sebenarnya tim pementasan ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu tim
on stage (di atas panggung) atau aktor, dan tim behind stage (belakang
panggung). Kedua tim ini memiliki peran yang sama dalam mensukseskan
pertunjukan/pementasan.
Pertama-tama kita bahas dulu tim pementasan beserta tugas dan kewenangannya.
Seperti kita ketahui bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia
bertugas melakukan casting (memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur
akting para aktor, dan mengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada
dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak sekaligus bertanggung jawab mutlak
atas pementasan.
Penulis Naskah. Sebenarnya ketika sebuah naskah dipilih untuk dipentaskan, penulis naskah sudah “mati”. Artinya, ia tidak memiliki hak lagi untuk mengatur visualisasi atas naskahnya. Tanggung jawab visualisasi ada pada sutradara. Biasanya, dalam perencanaan akting, seorang penulis naskah hanya diminta sebagai komentator.
Penata Panggung. Tugas utama penata panggung adalah mewujudkan latar
(setting panggung) seperti yang diinginkan oleh sutradara. Biasanya sutradara
akan berdiskusi dengan penata panggung untuk mewujudkan setting panggung yang
mendukung cerita.
Penata Cahaya. Tugas utama penata cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat pementasan sehingga pencahayaan mendukung penciptaan latar suasana panggung. Jelas bahwa penata caha perlu berkoordinasi dengan penata panggung. Seorang penata cahaya harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal mixer cahaya.
Penata Rias dan Busana. Tugas utama penata rias dan busana adalah mewujudkan rias dan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara. Biasanya, penata rias dan busana berkoordinasi erat dengan sutradara.
Penata Suara. Tugas utama penata suara adalah mewujudkan sound effect yang mendukung pementasan. Bersama dengan penata busana, penata panggung, dan penata cahaya, penata suara menciptakan latar yang mendukung pementasan. Jelas bahwa prasyarat untuk menjadi penata suara adalah memiliki kemampuan mengelola soundsistem dan soundeffect.
Tugas utama aktor adalah memerankan tokoh yang ditugaskan kepadanya oleh sutradara.
Tim penyelenggara dan kewenangannya adalah sebagai berikut.
- Ketua Panitia
- Sekretaris
- Bendahara
- Sie Acara
- Sie Dana
- Sie Dokumentasi
- Sie Perlengkapan
- Sie Konsumsi
- Sie Tempat
Susi Susanti XI MIPA 6 HADIR
BalasHapusEneng Silvia Sri Hildayanti XI MIPA 6 HADIR
BalasHapusFitri Anggraeni Xl MIPA 7 hadir
BalasHapusSyofyan Maulana XI MIPA 6 hadir
BalasHapusSarah Khodijah XI ipa 5 hadir
BalasHapusCika Rahayu
BalasHapusXI MIPA 5(hadir)
Milasari Anggraeni
BalasHapusXI MIPA 5 (hadir)
SALZA HADISTY
BalasHapusXI MIPA 5 (Hadir)
Davina aira mulya
BalasHapusXl mipa7 hadir
Tania Hartati Julian XI MIPA
BalasHapusSilvi Anggraeni
BalasHapusXI MIPA 5 (Hadir)
Devia Widawati
BalasHapusXI MIPA 5 (Hadir)
WINDIANI CANTIKA
BalasHapusXI MIPA 5
Reifa Adisti
BalasHapusXI MIPA 6
Hadir
Arifah Nur Saidah
BalasHapusXI MIPA 5
Desta Wijaya Supriadi
BalasHapusXI MIPA 7 (Hadir)
Mutiara Nur Aini
BalasHapusXI MIPA 5
Shypa Nur Aisyah
BalasHapusXI Mipa 6
Hadir
Isan sanjaya
BalasHapusXI MIPA 5
HADIR
Muhammad Faizal Sutiar
BalasHapusXI MIPA 6
Meta Meilinda
BalasHapusXI MIPA 7
Icha Rosmayanti
BalasHapusXI MIPA 6
Salsha Billa Alifanda Herist
BalasHapusXI MIPA 5 (HADIR)
Rifa Fauziah
BalasHapusXI MIPA 6
Rieke Eriana S K
BalasHapusXI MIPA 6
Deanla Sidiq
BalasHapusXI MIPA 7
Ihsannudin Mursyid
BalasHapusXI MIPA 5
Laila Nurmuflihah
BalasHapusXI MIPA 5
Haekal Kukuh Prasaja
BalasHapusXI MIPA 5
Ardiah Yunita Rachmasari
BalasHapusXI MIPA 6
Muhammad Nizarudin
BalasHapusXI MIPA 7
Aldiva Januarti Parera
BalasHapusXI MIPA 6
Regina Putria Anjani
BalasHapusXI MIPA 7
Cindy Nur Alya
BalasHapusXI Mipa 5
Aiska Resti
BalasHapusXI MIPA 6
Hani Hanifah Nurrohmah
BalasHapusXI MIPA 5
Riri Rahayu
BalasHapusXI Mipa 5
Hesti Rahayu
BalasHapusXI MIPA 6
Ardiah Yunisa Wahyuni
BalasHapusXI MIPA 7
Fenny Ayu Febriyanti
BalasHapusXI MIPA 7
Rizal Ardilah Putra
BalasHapusXI MIPA 7
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusQhori Tanzil
BalasHapusXI MIPA 6